Tuesday, April 17, 2018

KESALAHAN TERBESAR TRADER ADALAH OVER TRADING

Over-trading (terlalu banyak membuka posisi trading) biasanya disebabkan oleh cara trading yang emosional, dan sangat umum dilakukan para trader forex, terutama para trader pemula yang belum banyak pengalaman tradingnya. Mereka yang hasil tradingnya tidak konsisten dan cenderung sering mengalami loss biasanya telah over trading tanpa disadarinya. 


Contoh Over Trading

Misalnya, seorang trader telah sepakat untuk trading hanya pada chart Daily. Tetapi karena mungkin kurang sabar, ia mencoba melihat kondisi pasar pada time frame yang lebih rendah, misalnya chart 15 menit, dan menemukan peluang untuk buka posisi. Karena kurang memahami metode trading pada chart daily seperti metode price action, trader tersebut kemudian cenderung tergoda untuk selalu menggunakan time frame rendah (di bawah Daily) pada tradingnya. Time frame rendah seperti M10 atau M15 memberikan banyak peluang entry, tetapi probabilitasnya rendah.
Contoh lain, misalnya ketika seorang trader baru saja mendapatkan profit ia cenderung buka posisi lagi akibat rasa percaya diri yang berlebihan atau mengalami euforia pasca profit. Masalahnya, mereka tidak sadar telah melakukan trade yang cenderung berlebihan ketika sedang tergoda untuk membuka posisi baru.

Mencegah Over Trading Dengan Membuat Trading Plan

Karena faktor emosi sering sangat mempengaruhi cara trading kita dan relatif sulit untuk dilacak, maka kita harus melawan emosi ini dengan membuat rencana dan strategi trading di luar jam trading.
Rencana dan strategi trading dibuat sebelum kita masuk pasar, dan dilaksanakan dengan benar dan sabar, serta tanpa keterlibatan emosi. Dengan demikian, kita bisa terhindar dari kebiasaan over trading sekaligus meningkatan kualitas setiap posisi trading yang dibuat.

Mencegah Over Trading Dengan Metode Price Action

Cara trading dengan menerapkan metode price action yang benar akan mencegah kita untuk over trading, karena kita tahu persis apa yang kita cari pada pergerakan harga dalam setiap kondisi pasar. Kita hanya akan masuk pasar jika setup price action benar-benar telah valid.
Berikut dicontohkan penerapan metode price action pada chart EUR/USD daily yang sedang konsolidasi (kondisi pasar ranging).



1.     Pada poin 1., terlihat 2 buah inside bar terbentuk dekat dengan level support pada 1.4050-1.4000. Setup ini cukup valid karena level support tersebut telah diuji pada bar yang terbentuk beberapa hari sebelumnya, dan faktor konfluensi (pertemuan) antara price action dan level support ini makin memperkuat validitasnya. Sehingga, kita bisa open buy dengan risk/reward ratio yang memadai.
2.     Pada poin 2, dekat dengan level support tersebut terbentuk bullish pin bar Karena level support ini cukup signifikan, kita bisa kembali masuk posisi buy.
3.     Pada poin 3, tampak bearish pin bar yang formasinya terbentuk bersamaan dengan momentum penurunan harga harga beberapa hari sebelumnya. Berbeda dengan poin 1 dan 2, kali ini jika kita buka posisi sell kita mesti melihat level support yang signifikan tersebut sebagai level take profit, sehingga risk/reward ratio-nya kecil. Bagi trader yang sudah berpengalaman dengan metode price action, sangat mungkin tidak masuk pasar untuk setup seperti di atas, karena harus open sell pada level yang dekat dengan level support yang signifikan.
4.     Pada poin 4, terbentuk lagi bullish pin bar dekat dengan level support yang signifikan, sehingga setup ini cukup valid dan kita bisa open buy dengan risk/reward ratio yang memadai.
5.     Pada poin 5 ini, tampak dua pin bar. Walaupun formasinya sudah benar, tetapi kurang valid karena tidak didukung oleh faktor konfluensi seperti level support atau resistance yang signifikan, sehingga pin bar tersebut dikatakan ‘mengambang’ (hanging). Trader yang telah mahir dengan price action, sangat mungkin tidak masuk pasar.
Dari contoh di atas, terlihat bahwa dengan metode price action, frekuensi trading kita dalam sebulan memang rendah, tetapi probabilitasnya cukup tinggi. Kita tidak akan over trading karena hanya akan masuk pasar jika memang kondisi pasar mendukung.

Hal Lain Yang Bisa Menyebabkan Over Trading

·         Membuka posisi trading pada beberapa pasangan mata uang yang korelasinya positif.
Misalnya membuka posisi buy pada mata uang EUR/USD dan GBP/USD yang korelasi pergerakannya sama (positif), sehingga secara tak langsung kita telah menggandakan posisi yang berarti juga menggandakan faktor resiko kita. Jika pada pergerakan harga kedua mata uang tersebut terbentuk setup price action yang sama, kita mesti memilih salah satu yang lebih valid.
Mungkin pada pasangan mata uang yang korelasi pergerakannya tidak sama, kita bisa membuka posisi sama pada keduanya. Misal buy EUR/USD dan buy USD/CHF, asalkan setup price action keduanya benar-benar valid.
Tetapi sebaiknya tetap dipilih setup yang terbaik untuk tidak menambah faktor resiko dalam trading, dan disesuaikan dengan equity pada accountkita serta trading plan yang telah dibuat.
·         Menggunakan Leverage terlalu tinggi (over-leveraging).
Dengan leverage yang besar, maka margin kita kecil. Dengan demikian, kita akan cenderung untuk tergoda membuka posisi, walaupun mungkin tanpa disadari nilai per pip-nya cukup besar dengan ukuran lot yang kita pilih menurut risk management yang telah kita sepakati.
·         Melakukan analisa pasar yang berlebihan (over-analyzing).
Terlalu banyak informasi dari berita ataupun opini (faktor fundamental) atau penggunaan beberapa indikator secara bersamaan (faktor teknikal) bisa menyebabkan analisa yang berlebihan dan kecenderungan tergoda untuk membuka posisi trading lebih banyak. Over-analyzing bisa menyebabkan prediksi yang berlebihan, sehingga kita cenderung untuk mengendalikan pasar. Hal ini semestinya kita hindari. Yang harus kita lakukan adalah mengendalikan diri sendiri dengan tidak mencoba mengendalikan kondisi pasar.





0 comments

Post a Comment